Total Tayangan Halaman

18 Juni 2012

Manusia bersayap malaikat *Part 3*


Disinilah aku kini. 
Terbaring dalam dekapan malam sambil menatap langit-langit kamarku.
berharap bodoh semua bisa ku ulangi lagi.
semuanya yang terjadi pada diriku dan dirinya.
semua rasa cintanya untukku yang masihku simpan dalam sudut hati.
dan membiarkan hatiku mendekapnya erat dan menangisinya sejadi-jadinya.

ku kenang dia dalam semua tatapanku ke tiap sudut kamar.
ku cerna kembali apa yang telah terjadi padaku dan dia.
bagaimana aku bisa begitu bodoh menahan perasaan yang begitu besar padanya.
ku tangguhkan hatiku.
ku ikhlaskan jiwaku.
membiarkan semua kata-kata seseorang mencemooh tindakanku dulu pada lelaki bersayap malaikat itu.
ku tahan seluruh amarahku.
membiarkannya terbawa angin.

namun tidak dengan cintaku pada lelaki itu.
terlalu besar dan terlalu indah untukku lupakan begitu saja.
semua yang ku lakukan padanya, telah menjadi karmaku.
telah menjadi rasa sakitku.
aku merasakan semua yang dia rasakan dulu karena aku.
masih kulihat langit-langit kamarku yang begitu gelap dan dingin menusuk dari kulit hingga tulangku.
ku ingat kembali sentuhan lembutnya.
cubitan-cubitannya yang menyakitkan namun lembut menyentuhku
senyum tulusnya menenangkan jiwa.
tawa ringannya yang terbawa angin.
wajah sedihnya yang menyiksaku.
candanya yang menyejukkan kalbuku.
ketulusan hatinya yang meluluhkan seluruh hatiku.

ku tumpahkan semua itu ke dalam tangisan kerinduanku malam itu.
ku tundukan kepalaku, menyesalkan semua perbuatanku.
ku tutup mataku, melihat wajahnya dalam pikiranku.
ku teriakkan namanya dari bibirku.
ku peluk diriku sendiri seakan aku ingin memeluknya.
ku tutup telingaku, mendengar kejujuran pahitnya yang terngiang dalam otakku.
lirihku panggil namanya dan aku berkata,

'Wahai lelaki bersayap malaikat, tiada aku bisa menahanmu yang ingin terbang meninggalkanku. yang memilih pilihanmu setelah aku menyakiti dirimu. tiada aku bisa mengenggam punggung tanganmu lagi, tiada bisa aku memeluk tubuhmu, tiada bisa aku mengecup harumnya auramu, tiada bisa aku menempati hatimu lagi. kini kau pergi terbang entah kemana. mencari kebahagiaanmu sendiri. sedangkan aku hanya menunggumu dalam gelapnya malam disudut hati yang mungkin tak terlihat olehmu. hingga seseorang menemukanku dengan cahaya hatinya saat kau menemukanku dulu. kini tiada lagi yang seperti dirimu, tiada lagi yang bisa seperti dirimu, tiada lagi yang bisa menggantikanmu dalam hatiku. Wahai lelaki bersayap malaikat, aku mencintaimu..'

~Tamat~



Manusia bersayap malaikat *Part 2*


Saat itu kurasa terasa asing.
asing pada diriku.
aku bersumpah tak akan jatuh cinta padanya.
ku langgar sumpahku. 
hatiku berkhianat pada diriku yang mengucap sayang padanya dari dalam jiwa.
sungguh ini menakutkanku, aku cemas ini akan berubah buruk.
sebelum semuanya terlambat, aku bohongi diriku, aku bohongi diriku yang membutuhkannya.
ku biarkan ini berjalan sesuai semestinya. 
aku dan dia bersahabat.

suara diluar kamarku mulai gaduh.
mulai membuatku risih dan aku tersadar dari lamunan panjangku.
lamunan yang mengingatkanku saat aku menyakiti hatiku sendiri.
kini ku cerna lagi maksudnya dia telah memilih wanita lain, bukan aku.

hari itu lelahku menguap ketika kulihat dia mendekati wanita itu di depan kedua mataku.
sungguh dalam diriku timbul gejolak membara penuh amarah.
kubilang pada hatiku 'TIDAK! Kau tidak boleh keluarkan isi hatimu sekarang! jangan kau kesal!'
bodohnya hatiku, dia menguasai seluruh jiwa dan ragaku.
tak lagi kupikirkan bagaimana orang lain melihat tingkah lakuku.
ku biarkan cemburu ini menguasai aku.
Dia, tidak tergerak melihat diriku. matanya tak lagi tertuju padaku.
ada apa ini? sungguh gundah dalam hatiku mulai menyeruak.
kenapa matanya tidak lagi menatap aku?
kenapa senyum tidak lagi untukku?
ada apa ini?

tumpahlah semua air mata penyesalanku di sepanjang perjalanan pulangku.
ku sisakan sedikit rasa sakit hatiku, dan ku kumpulkan semua rasa penyesalan dalam diriku.
'Kau bodoh! tidak kah kau sadar selama ini aku berusaha untuk mempercayai cintamu padaku! Aku bodoh! tidak bisa jujur pada hatiku sendiri karena mencintaimu!' . ku ucapkan beberapa kali hingga aku tiba di kamarku yang remang, tidak begitu gelap itu.
saat itu aku merasa, mengapa kamarku begitu dingin. mengapa kamarku begitu sunyi.
aku sadar. aku telah sendiri.
ku kumpulkan seluruh tenagaku yang tersisa untuk menekan nomor telponnya.
ku kumpulkan semua kemampuanku untuk berkata semua yang aku rasakan padanya.
masih aku berkata dalam hatiku yang kini meronta kesakitan tiada tara.

'Ibunda... aku turuti apa katamu, kau ingin aku memiliki lelaki yang tampan, saleh, baik, jujur, dan mapan seperti yang kau ingini itu, ibunda.. Tapi mengapa ibunda, rasa sakit ini ku rasakan lagi ketika aku kehilangan dia, orang yang bukan seperti yang kau inginkan ibunda? . Ibunda, aku sedih sekali. aku tidak bisa menahan perasaanku lagi. Maafkan aku, ibunda.. aku mencintainya.'

ketika nada sambungnya terdengar, membuatku gila. menunggu dan menunggu.
dia mengangkat telponku disebrang sana.
sunggu aku ingin menangis sekuat tenagaku.
ku urungkan niatku.
ku atur nafas terengah-engahku yang masih sesegukan menangis.
dengan sisa kekuatan yang ada dalam diriku, aku beranikan diri mengungkapkan apa yang terjadi padaku.
apa yang aku rasakan dengannya saat itu dan semuanya! 
ku telanjangi semua hatiku yang mencintainya!

betapa bahagianya aku ketika dia berkata 'aku menerimamu'.
2 hari yang kulewati dengannya penuh kurasakan air mata.
ketika dia berikan kejujuran yang pahit.
seketika semua kenangan masa laluku seperti memutar kembali seperti rol film yang memutar dengan mambabi buta!
ku dengar suara-suara hantaman bola yang kuterima dulu.
ku dengar riuh semua orang menyoraki ku karena hal yang tidak ku mengerti
ku dengar sahabatku memakiku tanpa tahu apa salahku.
ku lihat tatapan jijik ke arahku.
ku lihat tatapan meremehkanku.
ku lihat semua dengan jelas masa laluku yang menyedihkan dan penuh kesakitan itu.
dan dari semua yang kulihat dan semua yang ku dengar, hanya ada satu orang yang menyakitkan yang kuingat saat itu.
Orang itu, mengkhianati dan memakiku dengan semua tenaganya, hingga hatiku tak lagi kurasakan.

Gelap. 
gelap yang kurasa, hanya suara-suara riuh yang mengkhawatirkan keadaanku dalam keadaan pingsan.
rasanya saat itu aku tak ingin bangun dari alam bawah sadarku.
Tuhan terlalu menyakitkan mengetahui kejujuran pahit itu.
Menahan semua rasa sakit itu sendiri bagaikan membiarkan semua duri bunga mawar melukai tanganku.
ketika kesadaranku kembali di dalam diriku.
aku menatap ke arahnya. Nanar. 
Sakit. Perih. Tersenyum.
ya Aku tersenyum pahit.

~Bersambung



Manusia bersayap malaikat *Part 1*


Disudut kamarku yang dingin dan gelap, hanya lampu tidur selalu kunyalakan.
aku terlalu takut akan gelap, terlalu sunyi dan abu-abu.
lalu ku rebahkan tubuhku diatas kasur yang tak lagi empuk untukku sadarkan.
bantal dan guling pun tak lagi enak kupakai, hanya saja kupaksa agar tetap nyaman disana.
ku tatap langit-langit kamar, ku cerna lagi kata-katanya yang terpaksa meninggalkanku karena memilihnya.
ku ingat lagi betapa aku menyakiti perasaannya dengan semua kata-kataku yang menusuk bagai jarum.
ku coba merasakan betapa hancur dan sakit hatinya saat itu ketika aku melukai hatinya.
ternyata rasa sakit yang pernah dimilikinya lebih sakit daripada yang aku miliki sekarang.

ku tatap sekali lagi langit-langit kamarku.
masih terbayang betapa aku dulu menyayanginya tanpa sepengetahuannya.
masih terbayang betapa aku harus menyakitinya demi ibundaku tersayang.
masih terbayang betapa bodohnya aku ketika aku bilang 'maaf aku tidak menyukaimu'.
padahal dalam hatiku merintih sakit menahan perasaanku yang semakin membesar kepadanya.
betapa takutnya aku ketika hatiku semakin ingin memilikinya, mengingatkan aku pada masa laluku bersama orang itu.
betapa beratnya aku menahan nafsuku untuk tidak memeluk dirinya, untuk mengusap pipinya.
Sulit.

beberapa kali rasa sayangku dirasakannya, hanya mengira-ngira rupanya dia.
jikalau dia pintar, dia akan sadar akan perasaanku saat itu. saat aku memeluknya tak sengaja.
ternyata dia hanya mengira-ngira.
ku ingat saat dia mendekatiku betapa aku tidak menyukainya. aku tidak percaya padanya.
melihatnya yang mendekati teman-teman perempuanku lalu datang menemuiku dan mencoba menelusuk dalam hatiku.
'hey kau pikir kau siapa?' itulah kata hatiku.
ku tutup serapat mungkin pintu hatiku untuknya.
benar-benar aku tak ingin dia masuk ke dalam hatiku yang masih hancur karena orang itu.
kenapa dia keras kepala dengan kelembutan dan ketulusannya.
aku masih tidak percaya padanya.

lembut aku rasakan sentuhan ketulusannya dalam hatiku.
Ya, dia berubah dari orang lain, menjadi sahabat terbaik dalam hidupku. 
semudah itukah dia menemukan kunci hati yang telah aku buang jauh-jauh dari hidupku?
HEBAT!
perlahan dia menelusup dalam hatiku dengan kelembutan kata-katanya, kesabaran dalam dirinya, keteguhan jiwanya, kesucian hatinya.
aku tidak mampu menahannya lebih lama didepan pintu hatiku yang sudah usang dan tak berbentuk itu lagi.
lalu aku biarkan dia masuk dalam hatiku, perlahan dan pasti.
dia membersihkan debu-debu, dan mengobati hatiku yang terluka sedikit demi sedikit.
prosesnya panjang.
hingga satu saat ada yang terjadi dalam diriku. ya saat itu.

~Bersambung